"SHALOM !!! SELAMAT DATANG DI BLOG YANG AKAN MEMBERKATI SEMUA KEKASIH TUHAN. DALAM BLOG INI, KEKASIH TUHAN AKAN DIBAWA UNTUK MENGETAHUI DAN MENGENAL KEBENARAN DAN KEBENARAN ITU PASTI AKAN MEMERDEKAKAN KITA "

Shalom !!!!

Patutlah kita semua mengucap syukur kepada Tuhan, karena kasih dan anugerahNya kita semua ada sebagaimana kita ada saat ini.
Puji Tuhan !
Setelah melewati tantangan dan berbagai pertimbangan akhirnya dengan pertolongan Tuhan, kami dapat menerbitkan sebuah renungan harian.
Kerinduan kami,
melalui renungan harian ini semua pembaca dapat merasakan dan menikmati berkat-berkat rohani.
Harapan kami,
renungan harian SOG ini dapat diterima oleh semua anak-anak Tuhan, sehingga apa yang menjadi visi dan misi kami dalam penerbitan renungan harian ini dapat terlaksana untuk hormat dan kemuliaan TUHAN
Akhirnya,
selamat membaca dan selamat menikmati berkat-berkat rohani
“Imanuel”

Kualitas Kesetiaan


Bacaan Setahun : Lukas 15-18
Nats : ... 
jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, 
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa ... 
(Keluaran 19:5)

Bacaan : Keluaran 19:1-6


Ada sebuah ungkapan lama yang mengatakan bahwa janji adalah utang. Maksudnya, apabila seseorang sudah mengucapkan sebuah janji maka janji itu harus ditepati. Jika tidak, orang itu bisa dianggap "pengobral janji palsu".
Hari ini kita juga belajar tentang janji. Yakni janji antara Tuhan dan umat-Nya. Janji ini digagas oleh Allah dan bersifat mengikat antara Allah dengan umat Israel. Dalam janji ini Allah berinisiatif menjadikan bangsa Israel "harta kesayangan di antara segala bangsa" (ayat 5) dan "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (ayat 6). Tawaran semacam ini tentu sangat istimewa sebab Tuhan sendirilah yang berjanji. Janji yang disampaikan Allah sudah pasti mengandung "jaminan mutu"; tak perlu diragukan lagi.
Permasalahannya, apakah umat Israel mampu memenuhi syarat untuk hidup sebagai umat perjanjian? Syaratnya satu saja: "sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku" (ayat 5). Dengan kata lain, umat perjanjian ini mesti berikrar setia dengan segenap hati untuk hidup sebagai umat kepunyaan Allah, yang hanya bersandar pada sabda-Nya!
Kita adalah umat Allah. Kepada kita, Allah telah memberikan diri-Nya dan juga perjanjian kasih-Nya. Sebagai tanggapannya, bagaimanakah kualitas kesetiaan kita? Bagaimanakah sikap kita jika persoalan dan kesulitan hidup datang? Apakah kita menjadi kecewa dan marah kepada Allah, lalu lari meninggalkan-Nya? Setialah, setialah ... walaupun kadang kala hal itu terasa berat untuk dilakukan. Ingatlah, Allah kita yang setia selalu siap mendukung kita "di atas sayap rajawali"-Nya (ayat 4) --DKL

ALLAH KITA ADALAH PRIBADI YANG SETIA
KIRANYA HIDUP KITA JUGA MENUNJUKKAN SETIA KEPADA-NYA
Sabda.org

0 Response to "Kualitas Kesetiaan"

Posting Komentar

RADIO ONLINE


wibiya widget2