"SHALOM !!! SELAMAT DATANG DI BLOG YANG AKAN MEMBERKATI SEMUA KEKASIH TUHAN. DALAM BLOG INI, KEKASIH TUHAN AKAN DIBAWA UNTUK MENGETAHUI DAN MENGENAL KEBENARAN DAN KEBENARAN ITU PASTI AKAN MEMERDEKAKAN KITA "

Shalom !!!!

Patutlah kita semua mengucap syukur kepada Tuhan, karena kasih dan anugerahNya kita semua ada sebagaimana kita ada saat ini.
Puji Tuhan !
Setelah melewati tantangan dan berbagai pertimbangan akhirnya dengan pertolongan Tuhan, kami dapat menerbitkan sebuah renungan harian.
Kerinduan kami,
melalui renungan harian ini semua pembaca dapat merasakan dan menikmati berkat-berkat rohani.
Harapan kami,
renungan harian SOG ini dapat diterima oleh semua anak-anak Tuhan, sehingga apa yang menjadi visi dan misi kami dalam penerbitan renungan harian ini dapat terlaksana untuk hormat dan kemuliaan TUHAN
Akhirnya,
selamat membaca dan selamat menikmati berkat-berkat rohani
“Imanuel”

KATAKAN "CUKUP"


 09 September 2010


 
1 Timotius 6:7-10;
Amsal 11:28


“Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
 ( 1 Tim 6:10 )

 

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang atau  koin emas yang tak terhingga banyaknya, sebab kucuran koin-koin itu nanti berhenti bila diucapkan kata "cukup". Si petani mengambil beberapa ember untuk menampung koin-koin emas itu. Setelah semuanya penuh, dibawa ember-ember tersebut ke gubuknya. Si petanipun kembali ke sumur itu sambil membawa karung-karungnya, dan seluruh tempayannya, sampai gubuk kecilnya penuh dengan koinemas dari sumur ajaib tersebut. Masih kurang! Diapun menggali sebuah lubang besar untuk menimbun koin-koin tersebut. Tapi akhirnya petani itu mati tertimbun bersama emas-emas tersebut karena ketamakkannya karena dia tak mengucapkan kata  “cukup”  pada sumur ajaib itu.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandek dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.  (jun)

0 Response to "KATAKAN "CUKUP""

Posting Komentar

RADIO ONLINE


wibiya widget2