Filipi 3:1b- 16
“Malahan segala sesuatu yang kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karenaDialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”
( Filipi 3:8 )
Dahulu di Inggris ada seoranf pendeta yang masih muda. Ia baru berumur dua puluh dua tahun, namanya Jeremiah Horrocks. Dalam usia yang semuda itu ia telah menemukan hal-hal baru yang ajaib mengenai bintang-bintang. Meskipun ia senang sekali menyelidiki bintang-bintang, ia merasa bahwa ada satu hal lain yang lebih penting, yaitu memberitakan kasih Allah kepada orang-orang yang berkumpul di gerejanya yang kecil pada setiap hari Minggu.
Salah satu hal yang ingin sekali
dilihatnya dalam peyelidikkan benda-benda angkasa itu ialah saat planet Venus bergerak melintasi matahari. Ini akan sangat membantu penemuan ilmiah yang sedang ditelitinya. Suatu kali ia tahu bahwa planet Venus akan melintasi matahari dalam minggu berikutnya dan ia merasa senang sekali, karena akhirnya ia akan dapat melihat kejadian itu. Tetapi ketika ia memperhatikan penanggalan, ia melihat bahwa peristiwa yang besar itu akan terjadi pada hari Minggu. Pada hari Sabtu malam, menjelang hari Minggu itu, ia menyimpan teleskopnya dan menyisihkan semua pikiran yang mengganggu. Keesokkan harinya ia pergi ke gereja dan berkhotbah seperti biasa.
Ia menulis tentang kejadian itu dalam buku hariannya. Kata-kata itu kemudian dituliskan pada batu nisannya di Westminster Abbey, yang masih ada sampai sekarang: “Dipanggil untuk perkara yang lebih penting, yang tidak boleh diabaikan demi hal-hal yang kurang penting.” Dengan kata-kata itu ia menyatakan bahwa berkhotbah kepada jemaatnya adalah lebih penting daripada membuat penemuan-penemuan ilmiah yang besar yang membuat seluruh dunia akan menghormati dia.
Bagaimanakah dengan Anda? Apakah kita akan memilih perkara-perkara yang berasal dari TUHAN walaupun kelihatannya sederhana dan kecil, atau lebih memilih hal-hal yang hanya memuaskan keinginan dan menyenangkan kita?
(Kenneth N. Taylor, A Living Letter for The Children’s Hour)
0 Response to "HAL TERPENTING"
Posting Komentar